Tulisan saya di blog kali ini adalah mengenai sebuah novel, tepatnya saya akan mengulas tentang sebuah novel yang menurut saya menarik untuk dibaca dan direnungi. Sebut sajalah tulisan yang akan saya buat ini dengan resensi. Walaupun dalam tulisan ini nantinya tidak terlalu sistematis seperti resensi.
L sebuah karya dari Kristy Nelwan. Novel ini merupakan karya pertama wanita kelahiran Bandung 1982 ini. Wanita yang menamatkan studinya di Fakultas Ekonomi, Universitas Padjajaran mengemas novelnya dengan memberi warna sekaligus gaya cerita tersendiri.
L adalah sebuah novel yang memiliki genre romantis atau bisa dikatakan sebuah novel percintaan. Novel yang saya baca ini merupakan cetakan ketiga, Juli 2009, dari penerbit Grasindo. Novel ini memiliki 394 halaman yang dilengkapi dengan daftar isi dan biografi singkat sang penulis. Selain itu, novel ini juga memiliki 19 bab yang menjadi topik utama yang diceritakan dalam novel ini.
Novel yang berjudul L ini menceritakan seorang wanita yang bernama Ava Torino. Ava torino yang akrab dipanggil Ava oleh teman sekantornya sekaligus sahabatnya ini bekerja sebagai salah satu produser tv lokal di Bandung. Wanita ini memiliki hobby yang jauh berbeda dari wanita di Indonesia kebanyakan, merokok dan minum kopi. Selain itu, Ava juga bertekad untuk memiliki pacar sebanyak 26 orang dan jumlah itu didasarkan oleh jumlah alphabet. Hal ini harus sudah terlaksana sebelum umurnya 25 tahun. 25 orang pun dengan nama yang diawali alphabet yang berbeda telah dipunyai selama beberapa tahun belakangan. Putus dari pacarnya yang terakhir, yang berinisial “J” membuat Ava siap membidik target ke huruf terakhir yang belum pernah menjadi pacarnya, huruf “L”. Sayangnya pria dengan huruf “L” ini sulit di temukan, lebih sulit daripada menemukan huruf X. Hal ini terbukti semenjak putus dari pria huruf “J” Ava belum menemukan sosok huruf “L” lebih dari 5 bulan.
Pencariaan huruf “L” ini berakhir ketika Ava dan teman-temannya pergi ke Jogja. Ava yang selama ini berpacaran dengan 25 pria dengan alphabet yang berbeda memiliki pandangan tentang sebuah hubungan dan cinta. Wanita ini dalam menjalani sebuah hubungan tanpa didasari oleh cinta sebagai sebuah pondasi hal itulah yang menjadikan Ava selama ini seringkali menyakiti atau memutuskan pasangannya secara sepihak. Namun, untuk Mr “L” yang tak kunjung ditemukan Ava, ia bertekad bahwa Mr “L” ini akan menjadi “The Last” dan “The Love” nya. Ketika ia dan ketiga sahabatnya berada di candi Borobudur, Jenna dan Kim kedua sahabatnya mnyuruhnya untuk memegangt memegang kepala dari patung yang ada di candi tersebut dan memohon sesuatu yang diinginkannya. Ava pun berhasil menggapai sisi kepala patung tersebut tidak seperti Kim dan Jenna. Permohonannya yaitu menemukan Mr “L” yang selama ini dicari olehnya. Saat makan siang di warung nasi goring pinggiran, Ava yang kali itu tidak ditemani oleh sahabat-sahabatnya bertemu seorang pria asing yang membuatnya nyaman. Pria itu bernama Rei, yang konon katanya pria tersebut datang ke Jogja adalah hasil keisengan teman-teman sekantornya. Ava dan Rei pun akrab di awal pertemuan mereka. Namun, pertemuan tersebut hanyalah pertemuan singkat. Selain itu, Rei bukanlah permohonan yang diucapkan Ava saat di Borobudur. Sebenarnya Ava sendiri tidak mempercayai mitos yang di ucapkan oleh kedua sahabatnya. Namun, Ava menginginkan hal itu terjadi padanya. Malam di hari yang sama saat Ava menemani Kim di restoran hotel, Kim bertemu dengan teman lamanya yaitu Ludi. Apakah Ludi merupakan jawaban atas permohonan Ava???
Hari berganti hari, kedekatan Ava dan Ludi pun tidak hanya sebagai teman bahkan menjadi sepasang kekasih. Hubungan keduanya pun bertahan cukup lama hingga Ava bertemu lagi dengan Rei di Bali. Pertemuan kedua ini tidak sesingkat pertemuan sebelumnya. Ava dan Rei sempat breakfast bareng. Kemudian keduanya berada dalam satu penerbangan. Sayangnya, penerbangan hari itu harus di tunda dikarenakan cuaca yang buruk. Ava kesel sekali dengan hal ini karena besok adalah ulang tahunnya sedangkan Ludi akan mengajaknya makan malam hari ini dan terpaksa acara tersebut di batalkan. Sebagai gantinya, ulang tahun Ava kali itu diadakan mendadak hanya dengan meniup lighter milik Ava. Surprise kecil ini diadakan oleh Rei. Surprise yang kedua dari Rei yaitu glow in the dark yang terpasang di langit-langit kamar hotel yang menjadi tempat menginap mereka sebagai ganti penundaan atas penerbangan hari itu. Sungguh ulang tahun yang sangat berkesan bagi Ava.
Setelah pertemuan hari itu dengan Rei, Ava kembali ke aktivitasnya. Aktivitasnya terhenti sebagai produser saat sahabatnya, Jenna, dinyatakan stroke. Ava sebagai seorang sahabat merasa perusahaan bertanggung jawab. Namun, perusahaan tersebut menolak sehingga Ava memutuskan untuk resign. Keputusan tersebut sekaligus meninggalkan pekerjaannya dan dua sahabat lainnya, Kim dan Cardo. Setelah ia resign, ia memutuskan untuk menemani Jenna di Jogja sampai akhirnya Jenna dipindahkan di Jakarta. Saat di Jakarta ini lah kisah baru bagi seorang Ava Torino. Kisah ini dimulai saat Ludi melamarnya dengan sebuah cara romantis. Setelah itu keduanya mulai mempersiapkan pesta pernikahan mereka yang akan diselenggarakan satu tahun lagi. Kemudian Ava mendapatkan pekerjaan baru sebagai creative director. Selesai ia interview inilah sepertinya takdir mempertemukan kembali Rei dan Ava. Pertemuan ini bukanlah pertemuan sehari dua hari karena mereka berdua akan menjadi partner dalam perusahaan yang sama. Hari-hari Ava cukup membuatnya menjadi stress mulai di kantor dengan loading kerja yang padat ditambah oleh kampanye antirokok dari Rei setiap hari. Hal ini sejujurnya membuat Ava bigung mengapa Rei tidak menginginkan dirinya merokok mengingat di awal pertemuan mereka Rei merupakan perokok sama seperti dirinya. Selain masalah di kantor, Ava juga mulai kesel dengan mamanya yang menginginkan pesta pernikahan yang mewah. Sampai akhirnya Ava jatuh sakit. Setelah sembuh Ava kembali masuk kantor. Namun, entah mengapa Rei tidak masuk saat itu dan sejak Ava sakit. Setelah hari itu pun Rei jarang masuk kantor. Akhirnya Ava mendatangi rumah Rei. Disitulah Ava mengetahui bahwa Rei sakit yang menurut Rei “sesak napas”. Selain itu, Ava mulai terbuka soal masalah keyakinan. Mereka berbagi cerita tentang Tuhan mereka sendiri-sendiri. Ava sering mengunjungi Rei di rumahnya apabila ia tidak masuk kantor. Namun, suatu hari Rei memutuskan untuk resign dari kantor. Ava bigung, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Rei mengambil keputusan ini? Ava pun segera mengejar Rei ke rumahnya untuk meminta kejelasan. Namun, Rei pingsan saat Ava mulai dengan segala pertanyaan yang dilontarkan kepada pria itu.
Saat-saat ini juga yang mulai merubah hidup Ava tentang cinta. Ava setiap hari menemani Rei di rumah sakit. Sebelum masuk kantor, saat makan siang bahkan saat malam hari setelah Ludi mengantarkannya pulang ke kostan. Selain itu, ia memutukan untuk menggunakan jasa wedding planner. Apa yang sebenarnya ada dipikiran Ava? Mengapa Ava rela menemani Rei? Mengapa ia membohongi tunangannya saat ini? Siapa yang sebenarnya dicintai Ava? Ludikah sang tunangan atau Rei? Apa yang sebenarnya terjadi dengan Rei? Siapakah yang dipilih Ava? Berakhir dengan siapakah ia?
Banyak pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan pembaca ketika membaca resensi singkat saya ataupun hanya membaca sinopsis yang berada di belakang novel “L” ini. Semua jawaban dari pertanyaan yang ada hanya dapat kita ketahui setelah membaca dan merenungi novel tersebut. Menurut saya, beberapa jawaban tidak tersurat dinovel ini tetapi perlu kita telaah terlebih dahulu. Masalah ending dari novel ini saya tidak permasalahkan. Sebenarnya tergantung orang mendeskripsikan kata “happy ending” atau “sad ending”tersebut. Tidak selamanya happy itu berarti kedua pasangan bersatu dan menikah atau sad ending dikatakan bahwa mereka tidak bersatu. Kalau dari persepsi orang tentang happy atau sad ini saya katakan bahwa novel ini berakhir dengan sad ending. Namun, menurut saya novel ini justru memberikan ending tersendiri. Walaupun sad ending sesungguhnya novel ini memberikan pesan kebahagiaan sendiri bagi beberapa tokoh atau bahkan sang pembaca. Karena di novel ini tersiirat pesan bagaimana memberi kebahagian kepada orang lain, bagaimana merasakan cinta itu sendiri sampai ke masalah agama yaitu bagaimana menjaga kerukunan antar umat beragama. Walaupun begitu banyaknya pesan di novel ini, cerita ini di sisi lain juga menceritakan beberapa moral yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang wanita. Selain itu novel ini juga menceritakan tokoh-tokoh yang hidup dalam lingkungan yang berstandar tinggi (saya mengambil kesimpulan ini karena banyak dari novel yang saya baca, lebih dari 85% menceritakan hidup socialite. Padahal kita tau tidak semudah itu menjadi seorang socialite. Saya hanya berpikir bahwa nanti nya pembaca yang masih muda terlalu mengelu-elukan kehidupan socialite dan hal tersebut tidak baik bagi perkembangan generasi muda kita. Sebenarnya apapun itu endingnya, apa yang diceritakan di novel ini bisa terjadi di kehidupan saya ataupun kalian.
Saya kira sekian dari resensi novel saya kali ini. Semoga saya masih bisa mengulas beberapa novel fiksi yang menurut saya menarik….